Pasang Iklan Disini
Posisi korban saat ditemukan meninggal gantung diri di pohon Kersen di halaman rumahnya di Dusun Banjari RT 23 RW 08, Desa Cukil, Kecamatan Tengaran, Kabupaten Semarang. (Foto: Dok. istimewa/Surya) |
Ungaran, beritaglobal.net – Jeratan hutang bagi sebagian
orang menjadi beban hidup tersendiri, terlebih lagi kesulitan lain di bidang
perekonomian keluarga yang tidak ada habisnya, sering kali membuat seseorang
tidak bisa berfikir panjang untuk mencari jalan keluarnya. Sekiranya, hal
tersebut yang diduga keluarga Sriyono (33), warga Dusun Banjari RT 23 RW 08,
Desa Cukil, Kecamatan Tengaran, Kabupaten Semarang. Saat menemukan tubuhnya
telah tergantung di bawah pohon Kersen di halaman rumahnya.
Dalam pantauan beritaglobal.net di lokasi kejadian, Senin
(30/03/2020) dari beberapa warga yang dikonfirmasi menyebutkan bahwa pertama
kali korban ditemukan oleh ibunya, setelah pulang dari masjid untuk menunaikan
sholat Subuh.
“Tadi pagi yang melihat pertama adalah ibunya, pulang dari
masjid, ibunya melihat ada orang berdiri di bawah pohon Kersen. Pas didekati
ternyata orang gantung diri, tapi belum tau kalau itu anaknya. Bu Ngatemi terus
memanggil kakak korban, setelah diperiksa kakaknya ternyata yang gantung diri
adalah korban,” ungkap salah satu warga yang enggan disebut namanya.
Pernyataan warga ini sesuai dengan apa yang didapat pihak
Kepolisian Sektor Tengaran, Kapolsek Tengaran Iptu Yartono melalui Kanit Intelkam
Aiptu Zaenal Karim kepada beritaglobal.net di lokasi kejadian menyampaikan, “Pada
Hari Senin 30 Maret 2020 sekira pukul 05.45 WIB, sewaktu ibu korban pulang dari
masjid, dan sewaktu tiba di halaman Rumah melihat ada orang laki - laki yang
menggantung di pohon Karsen. Kemudian
memanggil kakak korban. Saat didekati ternyata yang menggantung tersebut adalah
anaknya yang bernama Sriyono (33),” ungkap Kapolsek melalui Zaenal.
Pemeriksaan tubuh korban oleh tim medis dari Puskesmas Tengaran dan anggota Polsek Tengaran Polres Semarang. (Foto: Dok. istimewa/Surya) |
Masih kata Zaenal, kemudian ibu korban berteriak - teriak meminta
tolong kepada tetangganya. Mendengar teriakan ibu korban Saudara Slamet Budiono (50) selaku Kadus dan saudara
Jumingan (40), mendatangi lokasi. “Setelah sampai di lokasi ternyata benar yang
mengantung saudara Sriyono dengan tali plastik di pohon Kersen hingga kakinya menjulur
sampai ke tanah,” imbuhnya.
Melihat kondisi tersebut, saudara Slamet dan Jumingan,
melaporkan kejadian ini ke Polsek Tengaran, “Personel kami yang menerima
laporan segera berkoordinasi dengan tim medis dari Puskesmas Tengaran untuk
melakukan oleh TKP dan memeriksa kondisi jasad korban,” jelas Iptu Yartono
melalui Aiptu Zaenal Karim.
Berdasar hasil olah TKP dan pemeriksaan tubuh korban oleh
tim medis Puskesmas Tengaran, Bambang, Obdik dan Bidan Desa Cukil, Umi,
diperoleh hasil bahwa pada tubuh di bagian kemaluan mengeluarkan air mani serta
dubur mengeluarkan kotoran.
“Jeratan pada leher seperti tanda - tanda orang gantung diri
pada umumnya dan pada tubuh korban tidak di temukan tanda - tanda penganiayaan,”
kata Zaenal kepada beritaglobal.net di lokasi kejadian perkara, Senin
(30/03/2020).
Dari hasil pemeriksaan tim medis beserta anggota Polri dari
Polsek Tengaran, keluarga korban menolak untuk dilakukan otopsi pada jenazah
korban.
“Dengan adanya hasil pemeriksaan oleh petugas kesehatan tersebut
keluarga menerimakan dan membuat surat pernyataan menerima atas kematian korban
dan menolak untuk di otopsi dan kami kemudian menyerahkan jenazah kepada keluarga
untuk di makamkan,” pungkas Zaenal.
Sementara itu, dari data dihimpun dari keluarga korban dan
saksi di TKP, diduga penyebab korban mengambil keputusan untuk gantung diri
adalah korban sering curhat memiliki banya hutang dan belum bisa membayarnya.
Selain itu, tanggungan pada kebutuhan ketiga anaknya, menambah korban merasa
terbebani dan akhirnya nekat mengakhiri hidupnya dengan cara gantung diri.
(Surya)