Laporan: Imam Prabowo
KAB SEMARANG | SUARAGLOBAL.COM - Dalam upaya memperkuat fisik, mental, serta meningkatkan disiplin pegawai, Lapas Ambarawa dan Rutan Salatiga mengadakan latihan menembak bersama Batalyon Kavaleri 2/Tank Caraka (Yonkav 2/TC) di Ambarawa, Kamis (05/09). Kegiatan ini dilangsungkan di lapangan tembak milik Yonkav dan diikuti dengan antusias oleh para pegawai dari kedua instansi pemasyarakatan tersebut.
Kepala Lapas Ambarawa, Mujiarto, menjelaskan bahwa latihan ini bertujuan untuk melatih keterampilan pegawai dalam menggunakan senjata api, serta menambah wawasan dan kemampuan dalam merawat serta memelihara senjata dengan benar. Menurutnya, latihan ini penting untuk memastikan kesiapan para petugas dalam menjalankan tugas mereka sehari-hari.
"Kegiatan ini merupakan bagian dari program pelatihan yang kami lakukan untuk melatih kemampuan pegawai dalam menggunakan senjata api. Selain itu, ini juga bertujuan untuk meningkatkan wawasan dan keterampilan dalam perawatan dan pemeliharaan senjata," ujar Mujiarto yang didampingi oleh Kepala Rutan Salatiga, Redy Agian.
Di bawah bimbingan pelatih dari Yonkav 2/TC, para pegawai Lapas dan Rutan dilatih mulai dari cara merawat dan membongkar senjata hingga latihan menembak menggunakan pistol dan senapan laras panjang. Setiap tahap latihan dilakukan dengan serius dan penuh konsentrasi oleh para peserta.
Kepala Rutan Salatiga, Redy Agian, menambahkan bahwa kegiatan ini bukan hanya sekadar latihan menembak, melainkan juga merupakan strategi penting dalam mempersiapkan petugas pemasyarakatan untuk menghadapi berbagai situasi. Menurutnya, kemampuan menggunakan senjata dengan baik merupakan salah satu bentuk kesiapsiagaan petugas dalam bertindak secara tepat dan sesuai dengan aturan yang berlaku.
"Kegiatan ini bukan hanya latihan menembak semata, tetapi bagian dari strategi kami sebagai petugas pemasyarakatan agar selalu siap menghadapi kondisi apapun. Melalui latihan ini, kami dilatih untuk mengambil keputusan yang cepat, tepat, dan akurat dalam setiap tindakan," jelas Redy.
Ia juga menekankan pentingnya komunikasi, kolaborasi, dan sinergi di antara para petugas untuk menciptakan lingkungan kerja yang efektif dan efisien. Menurutnya, dengan pemahaman yang lebih mendalam mengenai penggunaan senjata, para petugas dapat meningkatkan kualitas pelaksanaan tugas dan fungsi mereka dalam sistem pemasyarakatan.
"Melalui pelatihan ini, kami belajar bahwa sinergi, kolaborasi, dan komunikasi yang baik dalam bertugas dapat memberikan dampak positif, sehingga pelaksanaan tugas dan fungsi kami bisa berjalan lebih optimal," tutup Redy.
Kegiatan pelatihan ini diharapkan akan terus dilaksanakan secara rutin untuk menjaga kesiapan fisik dan mental para petugas dalam menjalankan tugas mereka, terutama dalam situasi yang membutuhkan tindakan tegas dan terukur. (*)