Istimewa |
Laporan: Iswahyudi Artya
BANYUWANGI | SUARAGLOBAL.COM - Latihan Bersama "Ksatria Warrior" yang mempertemukan prajurit TNI Angkatan Darat (Kostrad) dan US Army kembali digelar di Banyuwangi, Jawa Timur. Kegiatan ini mendapat perhatian khusus dari Panglima Divisi Infanteri (Pangdivif) 2 Kostrad, Mayjen TNI Anton Yuliantoro, S.I.P., M.Tr.(Han)., yang didampingi oleh Asisten Operasi (Asops) Kasdivif 2 Kostrad, Kolonel Inf Medi Hariyo Wibowo, M.M.S.C. Keduanya meninjau langsung jalannya latihan yang berlangsung pada Sabtu (24/8/2024) di PT Bromo.
Latihan "Ksatria Warrior" ini merupakan salah satu bentuk latihan militer bersama yang bertujuan memperkuat hubungan bilateral antara Indonesia dan Amerika Serikat, khususnya dalam bidang pertahanan. Dalam tinjauannya, Mayjen Anton secara khusus menyaksikan proses Full Mission Profile (FMP), yang mencakup Prosedur Pimpinan Pasukan (P-3) serta Taktik Pertempuran Infanteri. FMP ini dirancang untuk menguji kemampuan kedua angkatan dalam berbagai skenario pertempuran yang realistis.
Pangdivif 2 Kostrad terlihat serius mengikuti setiap tahapan latihan, mulai dari koordinasi antar-komandan hingga eksekusi taktik di lapangan. Beliau tak segan memberikan masukan serta arahan langsung kepada para prajurit yang tengah menjalani latihan. "Kolaborasi yang ditunjukkan antara prajurit TNI AD (Kostrad) dan US Army dalam latihan ini sangat membanggakan. Ini adalah implementasi nyata dari kebijakan pimpinan dalam memperkuat peran diplomasi militer TNI AD dengan negara sahabat," ujar Mayjen Anton.
Lebih lanjut, Mayjen Anton menekankan pentingnya latihan bersama ini dalam meningkatkan kemampuan dan profesionalisme prajurit TNI AD, khususnya di tengah dinamika global yang semakin kompleks. "Latihan ini bukan hanya tentang meningkatkan kemampuan teknis, tetapi juga tentang membangun kepercayaan dan pemahaman bersama dengan negara mitra. Ini penting dalam menghadapi tantangan ke depan yang tidak semakin mudah," tambahnya.
Dalam kesempatan yang sama, Kolonel Medi Hariyo Wibowo mengungkapkan bahwa latihan "Ksatria Warrior" tidak hanya berfokus pada aspek taktis, tetapi juga pada pengembangan hubungan interpersonal antara prajurit dari kedua negara. "Latihan ini adalah wadah untuk saling belajar dan bertukar pengalaman. Ini penting untuk membangun soliditas dan semangat kebersamaan yang kuat," kata Kolonel Medi.
Dengan berakhirnya tinjauan FMP, Pangdivif 2 Kostrad menyampaikan apresiasinya kepada seluruh peserta latihan. Ia berharap sinergi dan kerja sama yang baik antara TNI AD dan US Army dalam latihan ini dapat terus terjaga dan ditingkatkan di masa yang akan datang.
Latihan "Ksatria Warrior" di Banyuwangi ini menjadi salah satu bukti nyata komitmen TNI AD dalam memperkuat hubungan bilateral dengan negara-negara sahabat, sekaligus meningkatkan kesiapan tempur prajuritnya dalam menghadapi berbagai ancaman global yang terus berkembang. (*)